oleh Ummu Marwah pada 10 November 2010
Dialah Yang Asal dan bersifat universal. Ilmu tentang ALLAH adalah dasar semua ilmu dan bersifat universal.Dzikir kepada-Nya adalah dasar semua dzikir dan bersifat universal.Sedangkan beramal karena Dia adalah dasar semua amal perbuatan dan bersifat universal.
Ilmu tentang ALLAH kemudian berkembang menjadi berbagai macam disiplin ilmu.Dari ibadah yang menghadap kepada-Nya terbentuk berbagai macam niat-niat yang shaleh.Dengan beribadah dan memohon pertolongan kepada ALLAH,maka hati akan menjadi tangguh dan tegar,karena telah berlindung kepada pilar yang kokoh,dalil yang memberi petunjuk dan argumentasi yang kuat.Sehingga hati tersebut senantiasa bertambah dengan ilmu dan iman atau terhindar dari kebodohan dan kekafiran.Jadi ilmu tentang ALLAH adalah cara terpenting untuk mengenal ALLAH,mengenal kehidupan,dan segala hal serta mengenal diri manusia itu sendiri.
Ibnu Abi hatim berkata: "Kami mengenal segalah sesuatu dengan pertolongan ALLAH. "Ibnu Abbas ditanya: "Bagaimana kamu mengenal Tuhanmu,?.... Ia menjawab: "Barangsiapa yang mencari kepahaman agama berdasarkan qiyas (analogi) maka sepanjang hidupnya akan kabur,berjalan di adalam kesesatan dan berpaling dari manhaj (yang benar).Saya mengenal-Nya dengan apa Dia mengenalkan diri-Nya serta menyifati-Nya dengan apa Dia menyifati diri-Nya."
Rasulullah mengambarkan kepada Mu'adz ketika mengirimnya ke Yaman untuk berdakwah,bahwa ia akan menuju kepada satu kaum dari golongan ahli Kitab.Beliau memberi wasiat kepadanya agar hal pertama yang ia dakwahkan adalah ibadah kepada ALLAH.Bila mereka sudah mengetahui itu,maka ia mendakwahi meraka untuk melaksanakan segala kewajiban.Beliau tidak menyuruhnya untuk mengawali dakwahnya dan mengajak mereka untuk ragu,mengamati atau sengaja melakukan penelitian sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian orang teolog.
Oleh sebab itu,Imam Bukhari mengawali bukunya dengan dasar,yang diatasnya ilmu dan iman berdiri kokoh,yaitu wahyu.Beliau menulis bab khusus yang beliau namakan bab "Awal Mulanya Turun wahyu",yang menjelaskan tentang cara pertama kali turunya ilmu dan amal kepada Rasulullah.Lalu disusul dengan bab "Iman",yaitu pengakuan tentang apa yang beliau bawa,kemudian bab "Ilmu" yaitu pengetahuan tentang apa yang beliau bawa.Beliau menyusunya dengan susunan yang benar,yang menunjukan ilmu dan hikmah beliau,semoggah ALLAH merahmatinya.
ALLAH ketika membangkitkan umat manusia,tidak menanyai mereka tentang ilmu yang bersifat materi (yang dihasilkan oleh indera ), aksiomatik (ilmu yang tidak membutuhkan pikiran panjang ), mantik (logika ) dan karakter,akan tetapi mereka akan ditanya tentang apakah mereka memenuhi seruan nabi atau tidak,? Sebagaimana firman-Nya:>> (Qs. Al- Mulk : 8- 11 )...dan hujjah tidak ditegakkan atas manusia,hingga diutusnya para Rasul kepada mereka,sebagaimana firman ALLAH: >> (QS.Al-Israa : 15)..Dan sebagaimana seruan ibadah kepada ALLAH adalah titik awal manhaj AL-Qur'an dan pengetahuan tentang ALLAH (MA'RIFATULLAH )adalah dasar segalah ilmu,maka titik akhirnya adalah juga ibadah kepada ALLAH yang meliputi ma'rifatullah dan tauhid.
Adapun sekedar mengakui ke-Esa-an Sang Pencipta yang merupakan tujuan akhir yang hendak dicapai oleh para teolog,maka pada hakikatnya,walaupun hal itu penting,tetapi hal itu hanyalah bagian manhaj Al-Qur'an,dan tidak cukup sekedar pengakuan saja.Oleh karena itu,pengakuan orang-orang musyrik yang diperangi oleh Rasulullah,tentang sang Pencipta,tidak memaafkan lagi mereka,sebagaimana firman-Nya:>> (QS.Luqman : 25 )..Demikian pula dengan firman ALLAH yang lain :>> (QS.Al-Mu'minuun: 86-87 ).
Adapun para filosof yang meneliti akal dan jiwa manusia,mereka melewati hal itu tanpa pengakuan.Cukuplah dalil yang mengindikasihkan hal itu adalah bahwa kemajuan ilmu yang sangat pesat pada zaman sekarang itu belum menemukan hakikat diri manusia.Manusia telah mengerahkan tenaganya dengan segalah kemampuan untuk mengetahui hakekat dirinya.Akan tetapi,walaupun kita memiliki segudang observasi dan pengamatan yang dikumpulkan oleh para filosof,para ulama,para penyair,dan para rohaniawan di segala zaman,kita hanya mampu memahami beberapa sisi tertentu saja pada diri kita.Kita tidak sanggup memahami manusia sebagai satu kesatuan.Kita hanya tauh bahwa manusia terdiri dari bagian bagian yang berbeda2,bahkan bagian2 inipun dibuat2 oleh sarana kita.Jadi,diri kita terdiri dari sejumlah unsur yang tidak nampak yang di tengah2nya berjalan suatu hakikat yang tidak diketahui.
Kenyataannya adalah bahwa kebodohan kita semakin berlapis2,karena berbagai pertanyaan yang dilontarkan oleh mereka yang mempelajari manusia terhadap diri mereka sendiri,berlanjut tanpa menemukan jawaban.Karena terdapat beberapa wilayah tak terbatas dari dunia batin kita yang senantiasa tidak diketahui. (Disebutkan dalam kitab Al-Ilmu Yad'u ila Al Iman )..Bila pengetahuan inilah yang dicapai oleh penelitian pada abad kedua puluh ini,maka bagaimana mungkin pengetahuan itu menjadi diri manusia sebagai dasar dan pokok pengetahuan yang memancarkan bermancam2 ilmu yang lain.Adapun pengetahuan metafisik (yang ada dibalik materi ),maka filsafat semakin tersesat dengan kesesatan yang nyata.
C. KEKUATAN PENGARUH.(pembahasan ini bisa dirujuk pada buku Ad Diin,karya Diraz hal.69 dst.)
Aqidah memiliki ciri khas berupa kekuatan untuk mempengarui jiwa-jiwa pemeluknya.Sedangkan filsafat tidak memiliki karakteristik seperti ini.kalau tidak,tentu ia telah melampaui kewenangannya dan akan terjadi pertengahan di dalam dirinya sendiri.Sebabnya adalah bahwa filsafat itu berusaha mencari pengetahuan dan hakikat (kebenaran) berdasarkan kemampuan dan kapabilitas manusia,lalu memaparkan apa yang ia dapatkan pada beberapa sisi kebenaran itu.
Orang2 filosof adalah orang yang pertama kali mengakui keterbatasan akal manusia dan keterbatasan segala apa yang ada pada manusia,jauh dari tingkat kesempurnaan.Oleh karena itu toleransi dan ketawadhuan ilmu merupakan karakternya yang paling nampak.Socrates misalnya yang merupakan filosof besar berujar : "Sesuatu yang selalu saya ketahui dengan baik adalah bahwa saya tidak tauh apa-apa."
Adapun pemeluk aqidah ini,memandang bahwa aqidah yang ia bahwa berasal dari Yang Maha Mengetahui rahasia alam,yang ilmu-Nya meliputi segala sesuatu.Jadi aqidah adalah simbol dari kebenaran yang tidak membutuhkan tambahan.**************Insyaallah nanti di sambung lagi,dan siapa yang mau share dipersilahkan......Barakallah...Salam ukhuwah
0 komentar:
Posting Komentar