Oleh Ummu Marwah 31 Maret 2011
(((((((((((BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM))))))))))))))
Seorang muslim yang sadar dengan petunjuk agamanya,senantiasa menyinari rohaninya dengan ibadah,,(zikir dan tilawah AL-QUR'AN seperti yang telah terprogram dalam jadwal).
Sebagaimana ia telah memberikan perhatian yang besar terhadap jasad dan akalnya,tak lupa ia juga memperhatikan kebutuhan rohaninya,karena manusia terdiri dari jasad,akal,dan roh.
Dimana pada ketiga bagian tersebut memiliki hak masing-masing yang harus ditunaikan oleh manusia.
kecerdasan seseorang dapat dilihat dari seberapa ia mampu menyeimbangkan antara kebutuhan jasad,akal dan rohnya,dimana ia tidak mengutamakan salah satu dari yang lain.Dalam memberi keseimbangan pada ketiga hal tersebut terdapat jaminan bagi tumbuhnya kepribadian yang serasi,seimbang dan matang serta terbuka.
Seorang muslim yang bijak senantiasa menunaikan hak jiwanya dalam pensuciannya dengan jalan ibadah.
Ia melaksanakan ibadah dengan hati yang bersih,tenang,dan khusuk serta siap menyelami sentuhan rohani ke dalam benaknya,terhindar dari segala ragam hiruk-pikuk,kegaduhan dan kesibukan,dan tentunya sesuai dengan kemampuannya.
Bila menunaikan shalat,ia menunaikannya dengan hati tenang,dan pkiran yang jernih.Dimana jiwanya dapat menyerap kandungan makna yang terucap saat shalat dari ayat-ayat AL-QUR'AN,zikir dan tasbih.
Kemudian ia mengosongkan hatinya sejenak,dan bertasbih memuji Tuhannya, lalu membacakan ayat-ayat AL-QUR'AN dan merenungkannya,serta menghayati makna dari zikir yang diucapkan lisannya.Juga mengingat kembali keadaan dirinya,tindak tanduk perbuatannya dan perkataannya,sebagai usaha untuk berintrospeksi diri dari kehilafan yang mungkin telah dilakukannya dan pelanggaran terhadap aturan-aturan ALLAH.
Dengan demikian,ibadah yang dilakukannya dapat membuahkan hasil seperti yang diharapkannya.Yaitu: terwujud "TAZKIYATUN NAFS"(pensucian jiwa) dan membersihkan hati dari noda-noda dosa dan maksiat,serta melepaskan diri dari jeratan setan yang senantiasa mengganggu dan mengoda manusia.
Muslim yang takwa,jujur dengan imannya,tidak akan luput dari kesalahan dan kekurangan serta sangat mungkin kakinya tergelincir.Akan tetapi,ia segerah bangkit dari keterpurukan,kemudian beristighfar dari kesalahan yang ia perbuat dan memperbaiki kekurangannya serta bertobat dari dosa-dosanya.
Dan demikianlah sifat seorang muslim yang bertakwa dan shaleh.
ALLAH berfirman:> (QS.Al- A'raf : 201)
Oleh karena itu,,Rasulullah bersabda kepada para sahabatnya: > (HR.Ahmad)
Seorang muslim yang bertakwa senantiasa memperkuat rohiyahnya dan mensucikan jiwanya dengan jalan istiqomah dalam ibadah,zikir,introspeksi diri.
Menghadirkan rasa takut kepada ALLAH dan merasa diri senantiasa diawasi oleh-Nya.Melaksanakan apa yang mendatangkan ridhaan-Nya dan menjauhi segala apa yang dapat mendatangkan murka-Nya. Dengan demikian ia akan tetap istiqomah dalam mengarungi bahtera kehidupan.
Ia tidak menyimpang dan tidak pula menyeleweng,terhindar dari perbuatan zalim serta tidak keluar dari jalan yang lurus.
Teman yang sholeh memberikan dampak yang besar bagi keistiqomahan seorang muslim yang baik,juga dapat menghiasi diri dengan akhlak yang mulia dan sifat-sifat yang terpuji,selalu memberikan nasehat dan tidak curang dalam bergaul dan berbicara.
Maka dari itu untuk mengetahui tingkah laku seseorang,jangan engkau tanyakan prihal seseorang secara langsung kepada orangnya.
Tetapi tanyakanlah kepada teman karibnya,karena setiap orang bercermin dari teman dekatnya.
Bergaul dan berinteraksi dengan orang-orang yang mulia,merupakan bukti kemuliaan dirinya.
Sebuah nasehat menyatakan:"Apabila engkau berada ditengah-tengah kaum,maka pilihlah orang-orang yang baik sebagai sahabat.
Dan jauhilah bersahabat dengan orang-orang yang jahat,karena engkau akan binasa bersama mereka.
Seorang muslim memiliki perhatian yang besar untuk menghadiri majelis-majelis,yang didalamnya dibahas tentang keagungan Islam dalam membina pribadi,keluargga,dan masyarakat.
Sehingga peserta majelis merasakan besarnya kekuasaan ALLAH dan luasnya nikmat yang telah dianugerahkan kepada makhluknya.Kemudian hati pun bertekad untuk konsisten melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala apa yang menjadi larangan-Nya.Tunduk dan patuh pada ketaatan-Nya.
Majelis-majelis seperti ini,dapat melembutkan hati,membersihkan jiwa,menundukkan anggota tubuh,meninggikan derajat manusia disisi-Nya dan kalbunya senantiasa dihujani iman.
Untuk itulah Abdullah bin Rawahah,jika berjumpa dengan salah seorang dari sahabat Nabi ia berkata:> (HR.Ahmad)
Khalifah Umar bin Khattab yang bergelar "AL-FARUQ" (Pembeda antara yang haq dengan yang bathil) mengajak satu atau dua orang sahabat untuk melepaskan kesibukan diri dari perkara-perkara khilafah dan persoalan negaranya seraya berkata: "Bangkitlah bersama kami untuk menambah keimanan kita," lalu mereka berzikir kepada ALLAH.,,,
[lihat kitab,,Hayatus Shahabah: 3/329]
Umar adalah orang yang sangat bertakwa,sholeh dan taat beribadah.Namun ia merasa dirinya masih sangat butuh untuk membersihkan jiwa dari waktu ke waktu.
Kemudian ia tinggalkan kesibukan dunia beberapa saat,dan selanjutnya ia isi waktunya dengan mensucikan jiwa dan membersihkan rohiyahnya.
Demikian juga Mu'adz bin Jabal berkata kepada sahabat-sahabatnya ketika mereka bangkit dan berlalu,"Duduklah sejenak untuk memperbaharui keimanan kita.
[Di jelaskan dalam Kitab,Hayatus Shahabah: 3/329]
Sesungguhnya setiap muslim berkewajiban untuk memperkuat rohaninya dan kebersihan jiwanya serta berupaya untuk mendaki tingkat yang lebih tinggi,juga memeliharanya agar tidak tergelincir turun ke tingkat yang lebih rendah.
ALLAH berfirman:> (QS.Asy Syams:7-10)
Bertolak dari hal tersebut diatas,maka kaum muslimin, harus bisa memilih teman yang sholeh,lingkungan yang baik dan majelis yang dapat meningkatkan rohiyahnya,memotivasi amal shaleh dan kebeningan hati.
ALLAH berfirman:> (QS. Al-Kahfi: 28)
(((((((((((((((SEMOGGAH MENJADI RENUNGAN BUAT KITA DALAM MENINGKATKAN IMAN DAN TAKWA.....WABILLAHI TAUFIK WAL HIDAYAH,,,ASSALAMU'ALAIKUM WARRAHMATULLAHI WA BARAKAATUH........Salam ukhuwah.)))))))))))))))))
0 komentar:
Posting Komentar