oleh Ummu Marwah pada 15 September 2010
Iman kepada takdir adalah salah satu dari pokok keimanan,tidak di anggap sah iman seseorang tanpa beriman kepadanya.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam shahihnya dari Umar bin Khatab tentang pertanyaan malaikat Jibril,Rasulullah bersabda;
>Malaikat Jibril berkata ;"Engkau benar." Dalil-dalil yang menginformasikan tentang takdir ALLAH dan yang memerintahkan untuk mengimaminya sangat banyak,di antaranya adalah firman ALLAH Ta'ala:
> (QS.Al-Qamar; 49).
Firman ALLAH yang lain:
> (QS.Al-Ahzab;38)
Firman ALLAH yang lain:
> (Qs.Al-Anfal;42 )
ALLAH juga berfirman :
> (QS.Al-Furqan;2 )
ALLAH berfirman yang lain;
> (QS.Al-A'la;3 )
Imam Muslim meriwayatkan dalam kitab shahihnya dari Thawus,beliau berkata;"Saya bertemu dengan shahabat Rasulullah mereka berkata; Segala sesuatu sudah ditentukan,"dan dia berkata lagi;Saya mendengar Abdullah bin Umar berkata;Setiap sesuatu sesuai dengan takdir (ketentuan),termasuk lemah dan kekuatan (seseorang)atau kekuatan dan lemahanya."
Diriwayatkan oleh Imam Muslim juga dari Abu Hurairah,beliau berkata; "Orang-orang musyrik Quraisy mendebat Rasulullah tentang takdir,kemudian turun ayat;> (QS.Al-Qamar ;48-49 ).
Dalil-dalil yang menunjukkan ilmu ALLAH,Kehendak penciptaan-Nya juga merupakan dalil yang menujukkan Kekuasan (takdir)-Nya. Sebab takdir mengandung keimanan terhadap ilmu ALLAH,kehendak dan ciptaan-Nya.
SEKILAS SEJARAH PEMAHAMAN TAKDIR;
Iman kepada takdir ALLAH adalah salah satu dasar keimanan.AL-QUR'AN dan Hadits Nabi telah menjelaskan pula bahwa bekerja dan berusaha (untuk merealisasikan sebuah keinginan ) juga merupakan bagian dari takdir.Beliau juga memberikan kecaman kepada umatnya yang mendustakan takdir dan menentang syariat.
Rasulullah pernah sangat marah besar sehingga mukanya merah padam seakan-akan tergelupas sebuah delima dari pipinya,ketika beliau mendapatkan para shahabatnya pada suatu hari berdebat tentang takdir.
Beliau bersabda: > Atau > (HR.Tirmidzi)
Setelah itu,para sahabat mengikuti petunjuk dan arahan Nabinya,tidak ada satupun dari mereka yang berani berdebat dalam masalah takdir,baik dalam masalah kehidupan Nabi ataupun sesudahnya.
IMAN KEPADA KEHENDAK ALLAH YANG MENYURUH DAN KEKUASAANNYA YANG BERLAKU.
Prinsip ini menetapkan untuk beriman kepada kehendak ALLAH yang konprehensif dan kekuasaannya yang berlaku.
Apa yang dikehendaki ALLAH maka terjadi dan apa yang tidak dikehendakinya,tak akan terjadi.Tidak ada gerak dan diam dalam langit dan bumi ini kecuali dengan kehendak-Nya,tidak terdapat sesuatu dalam kerajaan-Nya kecuali terjadi atas kehendak-Nya.
ALLAH berfirman;> Qs.At-Takwir; 29 ).
Firman ALLAH yang lain; > (QS.Al-An'am:111 ) Dan ALLAH berfirman;> (QS.Al-An'am: 112 ) ALLAH berfirman juga;> (QS.Yasin;82). Dan ALLAH berfirman dalam ayat yang lain;> (QS.Al-An'am; 39 )
Abu Al-Muzaffar Al-Sam'ani berkata sebagaimana dikisahkan oleh Ibnu Hajr Al-Asqalani dalam kitabnya Fathul Bari: "Jalan untuk mengetahui bab ini (takdir) adalah ketundukan terhadap apa yang terdapat dalam Al-Qur'an dan Sunnah,tidak berpedoman pada akal dan analogi.Siapa meninggalkan ketundukan ini maka ia akan sesat dalam lautan kebingungan,tidak akan sampai pada ketenangan hati,karena takdir termasuk di antara rahasia ALLAH ,hanya ALLAH saja yang dapat mengetahuinya,mencegahnya dari pengetahuan otak manusia dan ilmu pengetahuan.Nabi yang diutus ,juga malaikat terdekat-Nya tidak mengetahuinya." Ath-Thahawi rahimahullah berkata; Pada dasarnya, takdir adalah rahasia ALLAH tentang penciptaan-Nya,tidak diketahui oleh malaikat terdekat-Nya dan tidak pula Nabi yang di utus-Nya.Mendalami takdir akan mendatangkan kehinaan,keharaman dan melampaui batas.Hati-hatilah dalam masalah ini,baik dalam teorinya,pemikirannya atau bisikan-bisikan tentangnya.ALLAH telah menutup ilmu tentang takdir ini dari pengetahuan hamba-Nya dan mencegah mereka dari mengetahuinya. ALLAH berfirman ;> (QS.Al-Anbiya ;23 ),.........
Segalah puji bagi ALLAH atas segalah ilmu yg penuh manfaat.....Ass wr wb.
0 komentar:
Posting Komentar