oleh Ummu Marwah pada 19 Juni 2010
Bismillahir-rahmanir-rahim..........Di antara hikmah ALLAH yang lain adalah ketidaktahuan manusia tentang kapan terjadinnya hari kiamat dan kematian seseorang.Alasan atau hikmah mengapa manusia tidak diberitauh tentang kapan terjadinnya hari kiamat dan ketentuan umur dan ajal seseorang sudah sangat jelas dan tidak memerlukan renungan.Hal ini dikarenakan jika manusia mengetahui berapa usianya,sudah pasti ia tidak akan dapat menjalankan hidup dengan baik.Apalagi jika ia mengetahui bahwa umurnya tidak panjang,hidupnya akan selalu dihantui rasa takut karena menunggu ajalnya yang telah di tentukan tersebut.Apa bila seseorang mengetahui umurnya,ia tidak akan pernah memiliki cita-cita dan angan-angan yang tinggi...Selanjutnya,jika seseorang mengetahui umurnya masih panjang,ia tidak akan pernah berhenti berbuat maksiat.Yang penting ketika umurnya sudah mendekati kematian,ia bisa melakukan tobat.Orang yang berpikir demikian ini tentu tidak akan dapat dibenarkan karena tidak akan mendapat rida dan sudah pasti tidak akan diterima oleh ALLAH.Perumpamaannya seperti seorang memiliki budak.Selama bertahun-tahun budak tersebut melakukan perbuatan-perbuatan yang membuat majikan marah.Kemudian,ia melakukan perbuatan yang dapat menjadikan sang majikan senang sebentar saja karena ia sangat yakin kalau dirinya pasti kembali kepada sang majikan.Jika anda menjadi sang majikan,tentu anda tidak akan dapat menerima perlakuannya apalagi memberikan hak sebagaimana hak yang diterima oleh budak-budak lain yang selalu mengharap mendapat keridaan dari anda....Begitu pula dengan sunnatullah.Seseorang yang sudah menemukan ajanya,tobat saat itu tidak akan berguna lagi, sebagimana firman ALLAH,..DAN TOBAT ITU TIDAKLAH (DITERIMA ALLAH) DARI MEREKA YANG MELAKUKAN KEJAHATAN HINGGA APABILA DTANG AJAL KEPADA SESEORANG DI ANTARA MEREKA,(BARULAH) DIA MENGATAKAN,"SAYA BENAR-BENAR BERTOBAT SEKARANG."DAN TIDAK (PULA DITERIMAN TOBAT) DARI ORANG-ORANG YANG MENINGGAL SEDANG MEREKA DI DALAM KEKAFIRAN.BAGI ORANG-ORANG ITU TELAH KAMI SEDIAKAN AZAB YANG PEDIH..(QS.AN-NISA [4]:18).......MAKA KETIKA MEREKA MELIHAT AZAB KAMI,MEREKA BERKATA,"KAMI HANYA BERIMAN KEPADA ALLAH DAN KAMI INGKAR KEPADA SEMBAHAN-SEMBAHAN YANG TELAH KAMI PERSEKUTUKAN DENGAN ALLAH."MAKA IMAN MEREKA KETIKA MEREKA MELIHAT AZAB KAMI TIDAK BERGUNA LAGI BAGI MERKA.ITULAH(KETENTUAN) ALLAH YANG TELAH BERLAKU TERHADAP HAMBA-HAMBA-NYA.DAN KETIKA ITU,RUGILAH ORANG-ORANG KAFIR.,(QS.AL-MU'MIN [40]:84-85).....Perlu diketahui bahwa ALLAH akan mengampuni dosa-dosa seseorang ketika melakukanya didasarkan oleh dorongan nafsu syahwat yang sangat kuat atau karena kuatnya tabiat(naluri).Oleh karena itu,ketika seseorang berbuat dosa,pada dasarnya ia sendiri sangat tidak menyukainya atau membenci apa yang sebenarnya ia lakukan.Ia sama sekali tidak ada maksud untuk melakukannya secara terus menerus.Orang-orang yang melakukan perbutan ini masih ada harapan untuk dapat ampunan dari ALLAH karena yang ia lakukan didorong oleh syahwatnya yang begitu kuat dan karena lemahnya kekuatan untuk melawan dorongan nafsunya.Selain itu,ia juga berada disuatu tempat yang ia sendiri tidak dapat menghindar dari penglihatan perbuatan dosa.Akan tetapi,ia sangat takut kepada ALLAH.Ada pertikaian antara dorongan untuk melaksanakan(menuruti)nafsu syahwatnnya dan perasaan benci,sangat tertekan,dan merasa tidak nyaman ketika melakukannya.Pada suatu waktu,ia terjebak di dalam dorongan nafsunya,di waktu yang lain,ia juga memenuhi panggilan keimanannya kepada ALLAH....Sebaliknya,seorang yang sudah terbiasa berbuat dosa,bahkan tidak terbesit di dalam dirinya untuk berhenti melakukan perbuatan dosanya,tidak memiliki rasa takut,dan sama sekali tidak meninggalkan suatu syahwat karena takut kepada ALLAH.Bahkan,ia senang dan tertawa gembira dengan perbuatan dosanya itu.Orang seperti inilah yang tidak akan diberi kesempatan (oleh-Nya)untuk bertobat karena antara dirinya dengan ALLAH ada penghalang untuk membukakan pintu tobat.Orang yang demikian ini,sangat mudah melakukan perbuatan dosa,tetapi akan menjadi sangat berat ketika akan melaksanakan tobatnya,hingga pada akhirnya ia didatangi oleh ajalnya sendiri.Orang dengan watak seperti ini sangat sulit melaksanakan tobatnya sebab dia tidak mampu melawan dorongan hawa nafsu secara terus menerus.Baginya,melawan hawa nafsu itu sangat berat,bahkan lebih berat daripada gunung-gunung yang ada....Apalagi jika ditambah dengan lemahnya bashirah dan minimnya iman.Sudah pasti nafsunya akan selalu berontak tidak akan mau patuh dan tunduk pada aturan siapa pun.Orang-orang seperti ini lebih mudah menukar kenikmatan ukhrawi dengan kenikmatan duniawi yang sangat singkat.Ia telah menggadaikan kenikmatan akhiratnya dengan kenikmatan dunianya,sebgaimana yang dikatakan orang-orang Arab ketika disuruh memilih sesuatu dan ditanya,manakah yang lebih anda sukai,satu dirham sekarang atau satu dinar besok.Orang itu menjawab,"Aku tidak memilih yang ini atau juga yang itu.Tapi aku memilih yang seperempat dirham sejak awal kemarin."Hanya kehendak dan taufik ALLAH yang dapat membuat mereka mau bertobat.Selain itu,dengan bertambahnya usia dan umur yang sudah tua,segalah sesuatu yang dimilikinya akan makin berkurang dan melemah.Misalnya,kekuatan fisiknya secara otomatis akan menurun dan kekuatan daya penglihatan dengan hati juga menurun.Apabila sudah sampai pada kondisi seperti ini,segalah macam perbuatan yang telah ia lakukan dalam bentuk kemaksiatan,dengan sedirinya akan menghalang-halanginya untuk berbuat baik atau bertobat karena perilaku maksiat itu sudah menjadi karakter atau watak didalam dirinya yang sangat susah dihilangkan begitu saja serta sudah menjadi kebiasaan dan wataknya.Setiap ia melakukan satu, menambah suramnya kemaksiatan yang berikutnya,dan begitu seterusnya.Pada akhirnya nanti ia dipanggil oleh ALLAH dalam keadaan penuh kekotoran dan najis yang menyelimutinya.~~~~~~~~~semoggah manfaat buat renungan kita bersama......barokallahu fhikum.....salam ukhuwah......
0 komentar:
Posting Komentar