Laman

Dompet Donasi Blog
Kumpulan Artikel Islami

No Rek : 046-10-45-234

A/N : Budi Darmawan

***SEORANG MUSLIM DENGAN ANAK-ANAKNYA MENURUT AL-QUR’AN DAN HADITS [ PART .1]***

Written By Ummu Marwah on Senin, 09 April 2012 | 05.44

Oleh Ummu Marwah 20 November 2011







بِسْـــــــــــــــــــــ ـمِ اﷲِارَّتْمَنِ ارَّتِيم

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ






***SEORANG MUSLIM DENGAN ANAK-ANAKNYA MENURUT AL-QUR’AN DAN HADITS***


Anak-anak adalah kebahagiaan  manusia dalam hidupnya,keceriaan dan hiburan dalam masa umurnya adalah keindahan  bersama mereka. Atas mereka jua cita-cita digantungkan,dengan keberkahan mereka, rezki dicari, rahmat diturunkan dan pahala dilipat gandakan. Akan tetapi,ini semua tergantung kepada baiknya pendidikan anak dan penumbuhan mereka dengan pertumbuhan yang baik,yang menjadikan mereka sebagai unsur dan factor dalam sumber kebaikan dan kebahagiaan.







Kalau semua ini terpenuhi bagi manusia dan anak-anaknya, maka niscaya mereka akan menjadi perhiasan dunia. Sebagaimana firman-Nya:

”HARTA DAN ANAK-ANAK ADALAH PERHIASAN KEHIDUPAN DUNIA.”  
[QS.AL-KAHFI: 46 ]

 




Di antara doa-doa Nabi yang baik bagi orang-orang yang dicintainya agar dibanyakkan harta dan anaknya, yaitu dari Anas telah meriwayatkan bahwa ia datang menemui Nabi bersama ibu dan bibinya, lalu Rasulullah shalat mengimani mereka, kemudian mendoakan mereka dengan semua kebaikan. Kemudian ibu Anas berkata:

” WAHAI RASULULLAH,DOAKANLAH PEMBANTUMU ,MAKA RASULULLAH MENDOAKANNYA DENGAN SEMUA KEBAIKAN,
DAN BELIAU BERKATA DIAKHIR DOANYA: ‘YA ALLAH, BANYAKANLAH HARTANYA DAN ANAKNYA, DAN BERKAHILAH DIRINYA.”  
[HR.BUKHARI DAN MUSLIM]




Adapun bila kedua orang tuanya lalai dalam mendidik anak-anaknya,dan mengarahkan mereka kearah yang tidak baik, maka mereka akan menjadi bala bencana dan kesengsaraan juga kesulitan. Yang mengakibatkan tidak bisa tidur di malam hari dan payah di siang hari.


**MEMENUHI TANGUNG JAWAB YANG BESAR TERHADAP ANAK-ANAKNYA.**

Seorang muslim sejati mengerti besarnya tanggung jawab atas anak-anaknya yang ia persembahkan untuk hidup,karena ia mendengar suara AL-QUR’AN membisikan :

“WAHAI ORAG-ORANG YANG BERIMAN, JAGALAH DIRIMU DAN KELUARGAMU DARI API NERAKA YANG BAHAN BAKARNYA ADALAH MANUSIA DAN BATU.” 
[QS. AT-TAHRIM : 6]



Lalu mendengar seruan Rasulullah yang di hadapkan pada tanggung jawab yang besar dalam kehidupan ini. Beliau bersabda:

”SEMUA KALIAN ADALAH PEMIMPIN, DAN SETIAP KALIAN BERTANGGUNG JAWAB ATAS YANG DIPIMPINNYA,
IMAM ADALAH PEMIMPIN, DAN IA BERTANGUNG JAWAB ATAS RAKYATNYA,
ORANG LAKI-LAKI ADALAH PEMIMPIN DALAM KELUARGANYA DAN IA BERTANGGUNG JAWAB ATAS YANG DIPIMPINNYA,
DAN WANITA ADALAH PEMIMPIN DI RUMAH SUAMINYA, DAN IA BERTANGGUNG JAWAB ATAS YANG DIPIMPINNYA,
DAN PEMBANTU ADALAH PEMIMPIN BAGI HARTA TUANNYA, DAN IA BERTANGGUNG JAWAB ATAS YANG DIPIMPINNYA,
DAN SETIAP KALIAN ADALAH PEMIMPIN DAN BERTANGGUNG JAWAB ATAS YANG DIPIMPINNYA.”  
[MUTTAFAQ ‘ALAIHI]




Itu adalah tanggung jawab yang menyeluruh yang dibebankan oleh Islam ke pundak semua manusia,tidak ada yang luput seorang pun dari mereka. Oleh karena itu hal tersebut menjadikan kedua orang tua bertanggung jawab atas pendidikan anak-anaknya dengan pendidikan Islam secara mendetail, dan menumbuhkan mereka dengan pertumbuhan yang baik,yang berdiri di atas akhlak mulia,sebagaimana Rasulullah memberitahukan bahwasanya beliau tidak di utus kecuali untuk menyempurnakannya di kalangan manusia. Beliau bersabda:

”SESUNGGUHNYA AKU DIUTUS UNTUK MENYEMPURNAKAN AKHLAK-AKHLAK MULIA.”   
[HR.BUKHARI,AHMAD DAN MALIK]



Tidak ada ungkapan yang lebih menunjukkan agungnya tanggung jawab kedua orang tua anak-anak mereka, dan menumbuhkan mereka ke atas ketaatan kepada ALLAH dan Rasul-Nya,serta melaksanakan perintah-Nya.Dari pada perkataan ulama menyebutkan:

”SETIAP RUMAH YANG MENDENGAR PERKATAAN RASULULLAH:” PERINTAHKANLAH ANAK-ANAK KALIAN SHALAT, BILA MEREKA BERUMUR 7 TAHUN,DAN PUKULLAH BILA MENINGGALKANNYA BILA MEREKA BERUMUR 10 TAHUN…”   [HR.AHMAD DAN ABU DAUD]
Setiap rumah yang mendengar hadits ini dan tidak menyuruh anak-anak shalat bila mana mereka berumur tujuh tahun, dan memukul mereka bila meninggalkannya apabila mereka berumur sepuluh tahun. Oleh karena itu jika ada rumah yang lalai dari hal tersebut, maka ianya menjadi berdosa dan bertanggung jawab di hadapan ALLAH atas kelalaian ini.




Hal ini karena rumah merupakan tempat asuhan di mana anak itu tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang pertama, sehingga terbentuk kecenderungan dan kepribadian mereka. Disinilah tampak peranan kedua orang tua yang sangat besar dalam merawat generasi yang baru tumbuh,dan memberikannya makanan yang bermanfaat serta pendidikan agama yang baik,demi mendidik jasad,akal dan rohnya secara bersamaan.




**MENGUNAKAN CARA YANG TERBAIK DALAM MENDIDIK MEREKA.**


Kedua orang tua muslim memahami kejiwaan anak-anaknya, sehingga ia mudah mempengaruhinya, dan memasuki dunianya yang bersih dan jernih. Menggunakan cara terbaik dalam membentuk dan mengarahkannya. Ia mencoba mencintai mereka dengan berbagai macam cara dan sarana yang ada,dan memperhatikan perkembangan akal dan umur mereka.Ia juga bermain dengan mereka, bercanda dengan mereka dan memperdengarkan kepada mereka dengan kata-kata cinta,kasih dan sayang yang menyenangkan hati mereka, supaya mereka mencintainya.







Dan mau mendengarkan nasehat-nasehatnya dengan giat dan semangat, sehingga ketaatan mereka kepadanya timbul dari hati. Jauh sekali perbedaannya antara ketaatan yang timbul dari rasa cinta, kehormatan dan kepercayaan. Dan antara ketaatan yang diakibatkan oleh kekerasan dan paksaan, dimana yang paling utama adalah ketaatan yang lestari dan tetap. Sedang yang kedua adalah ketaatan sesaat dan lemah,yang cepat hilang dengan hilangnya kekerasan dan kekasaran.





Mungkin sebagian orang mengira bahwa apabila bapak akrab dengan anaknya dan bergaul dengan mereka, mengurangi kewibawaan dan kedudukan bapak dimata mereka, hal ini adalah penilaian salah. Karena akhlak yang mulia ini bersama anak-anak adalah cara mendidik yang bijaksana dan berhasil, yang dianjurkan oleh pendidikan modern. Sedangkan hal tersebut telah dianjurkan Rasulullah sejak lima belas abad yang lalu dengan perkataan dan perbuatan.
Rasulullah pernah membarisakan Abdullah,Ubaidillah dan Kutsayyir.
Mereka adalah anak-anak Abbas,kemudian beliau berkata:

”BARANGSIAPA YANG LEBIH DULU SAMPAI KEPADAKU, MAKA IA INI DAN ITU, LALU MEREKA BERLOMBA MENUJU RASULULLAH SEHINGGA MEREKA TERJATUH KE PUNGGUNG DAN DADA BELIAU, LALU BELIAU MENCIUMI MEREKA.” 
[HR.AHMAD]




AL-BUKHARI meriwayatkan dalam Al Adab Al Mufrad dan At Thabrani dari Abu Hurairah bahwasanya Nabi mengambil tangan hasan dan Husain, kemudian meletakkan kakinya di atas kakinya kemudian berkata “Naiklah.”
Jiwa pendidik Rasulullah tampak jelas ketika beliau menggendong Al Hasan dan Al Husain, kelembutan dan kasih sayang beliau pada keduanya, menjadi contoh bagi para bapak dan kakek disetiap masa dan tempat. Agar mereka berakhlak mulia bersama anak-anak yang baru tumbuh,walau bagaimana pun mereka tetap berwibawa dan mempunyai kedudukan. Hal itu terlihat dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Nasa’I dari Syaddad berkata:

” NABI KELUAR MENGGENDONG HASAN DAN HUSAIN, BELIAU MAJU DAN MELETAKKANNYA, KEMUDIAN BERTAKBIR UNTUK SHALAT, LALU BELIAU SUJUD DALAM WAKTU LAMA SEKALI, AKU MENGANGKAT KEPALAKU, TERNYATA ANAK TERSEBUT BERADA DI ATAS PUNGGUNG BELIAU, MAKA AKU KEMBALI SUJUD, SETELAH SELESAI SHALAT MEREKA BERKATA: ”WAHAI RASULULLAH ENGKAU SUJUD LAMA SEKALI,BELIAU BERKATA:” SESUNGGUHNYA ANAKKU MENUNGGANGIKU, MAKA AKU TIDAK SUKA MENGHENTIKANNYA HINGGA IA SELESAI DARI KEPERLUANNYA.”  
[HR.AHMAD DAN NASA’I]



Demikianlah seharusnya seorang muslim dengan anak-anaknya, bergaul dengan mereka, berbuat lembut dan kasih kepada mereka.Bercanda dengan mereka, dan memberikan kebahagiaan kepada buah hati mereka sedapat mungkin dan selama ia mempunyai waktu yang lapang.


**MENAMPAKKAN KECINTAAN DAN KASIH SAYANG TERHADAP MEREKA.**

Di antara kewajiban utama sebagai bapak,adalah menampakkan kasih sayang dan cinta kepada mereka,agar mereka tumbuh dan berkembang dalam kejiwaan yang sehat.Hati mereka tumbuh dengan rasa percaya diri,jiwa mereka bersih dan pikiran mereka dipenuhi rasa optimis. Kasih sayang adalah akhlak Islam yang mendasar,yang termasuk akhlak utama Rasulullah,sebagaimana diceritakan kepada kita oleh ANAS dimana dia berkata:

”DAHULU IBRAHIM DISUSUI DIPINGGIR KOTA MADINAH, MAKA BELIAU PERGI, DAN KAMI PERGI BERSAMA BELIAU, LALU BELIAU MASUK RUMAH, MENGAMBILNYA DAN MENCIUMNYA, KEMUDIAN KEMBALI.”  
[HR.MUSLIM]



KASIH SAYANG RASULULLAH JUGA MEMENUHI ANAK-ANAK UMAT ISLAM,DAN NAUNGANNYA YANG RIMBUN SAMPAI PULA KEPADA ANAK-ANAK KECIL KETIKA MEREKA SEDANG BERMAIN,BELIAU MEMBERIKAN KASIH SAYANGNYA KEPADA MEREKA SEBAGAIMANA DIRIWAYATKAN OLEH ANAS BAHWASANYA NABI APABILA MELEWATI ANAK-ANAK,BELIAU MENGUCAPKAN SALAM KEPADA MEREKA.” 
[MUTTAFAQ ‘ALAIHI]

Diantara perkataan beliau:

”TIDAK TERMASUK GOLONGAN KAMI, ORANG YANG TIDAK MENYAYANGI YANG KECIL DAN TIDAK MENGHORMATI YANG BESAR.” 
[HR. AHMAD DAN HAKIM]
Abu Hurairah meriwayatkan bahwasanya Nabi mencium Al Hasan bin Ali,maka Al Aqra’bin  berkata:”

SESUNGGUHNYA AKU MEMPUNYAI SEPULUH ORANG ANAK, AKU TIDAK PERNAH MENCIUM SEORANG PUN DARI MEREKA, MAKA RASULULLAH BERKATA:” BARANGSIAPA YANG TIDAK MENYAYANGI IA TIDAK DISAYANGI.”  
[MUTTAFAQ ‘ALAIHI]



Rasulullah seorang pendidik yang agung,oleh karena itu beliau selalu berusaha mencetak jiwa-jiwa yang bisa memancarkan sumber-sumber kasih sayang,dan membuka relung hati dan perasaannya dengan cinta dan kasih sayang sebagi sifat yang paling asasi bagi manusia.
Suatu hari datang seorang Badui kepada beliau dan berkata:

”APAKAH KALIAN MENCIUM ANAK-ANAK KALIAN? ….KAMI TIDAK MENCIUM MEREKA. MAKA NABI BERKATA:” ATAU ALLAH MENCABUT KASIH SAYANG DARI HATIMU?.  
[HR.BUKHARI]

Aisyah ummul mukminin meriwayatkan:

” APABILA FATIMAH MASUK KERUMAH NABI, BELIAU BERDIRI MENYAMBUTNYA, MENCIUMNYA DAN MENDUDUKKANNYA DI TEMPAT DUDUK BELIAU.
DAN APABILA BELIAU MASUK KE RUMAHNYA, IA BERDIRI MENYAMBUT BELIAU, MENGAMBIL TANGANNYA, MENCIUMNYA DAN MENDUDUKKANNYA DI TEMPAT DUDUKNYA. DAN DI SAAT RASULULLAH SAKIT MENJELANG AKAN MENINGGAL, IA MASUK MENEMUI BELIAU, MAKA BELIAU MENYAMBUTNYA DAN MENCIUMNYA.”  
[HR.BUKHARI]

Seorang muslim sejati setelah mengetahui ajaran Rasulullah seyogiyanya tidak bersikap kasar terhadap anak-anaknya,walau pun ia memang berwatak keras,karena hal ini adalah anjuran agama dengan memberi petunjuk yang terang,kelembutan hati dan memancarkan sumber-sumber kasih sayang,serta menumbuhkan cinta yang dalam sehingga anak-anak menjadi bagian dari hati yang berjalan di atas bumi,sebagaimana dikatakan sebuah syair:”ANAK-ANAK KITA DI ANTARA KITA,TIDAK LAIN ADALAH HATI-HATI KAMI YANG BERJALAN DI ATAS BUMI. APABILA AGIN MENERPA SEBAGIAN MEREKA,MATA TIDAK MAMPU DIPEJAMKAN.”


**MEMBERI NAFKAH KEPADA MEREKA DENGAN MURAH HATI.**

Islam tidak hanya memperhatikan perasaan dan kasih sayang kedua orang tua kepada anak-anak secara fitrah,karena kemungkinan ada sesuatu yang menyebabkan orang tua lalai terhadap anak-anak. Dan tidak mau berkorban untuk kebahagiaan anak-anaknya,atau terjadi sesuatu yang menyebabkan hidup menjadi sulit,kekerasan hidup,atau kemiskinan, sehingga kedua orang tua atau salah satunya merasa bosan dengan beratnya beban,dan besarnya kebutuhan. Oleh karena itu Islam menggarahkkan perasaan kedua orang tua dengan pahala yang besar,sehingga pengorbanan terasa ringan, kesulitan menjadi kecil dan kesusahan menjadi hilang.
Dari Ummu Salamah radhiyallahu anha berkata:” Aku berkata:

” WAHAI RASULULLAH, APAKAH AKU MENDAPAT PAHALA DENGAN MEMBERIKAN NAFKAH KEPADA BANI SALAMAH,DAN AKU TIDAK MEMBIARKAN MEREKA BEGINI DAN BEGITU,?,..MEREKA ADALAH ANAK-ANAKKU,BELIAU BERKATA:” YA,ENGKAU MENDAPAT PAHALA ATAS INFAKMU TERHADAP MEREKA.”  
[MUTTAFAQ ‘ALAIHI]

Dari Abu Mas’ud Al Badri dari Nabi berkata:

”APABILA SEORANG LAKI-LAKI MEMBERI NAFKAH KEPADA KELUARGANYA, DAN IA BERMAKSUD MENDEKATKAN DIRI KEPADA ALLAH,MAKA ITU BAGINYA MENJADI SEDEKAH.”  
[MUTTAFAQ ‘ALAIHI]


Bahkan Islam menjadikan nafkah yang diberikan kepada keluarga sebagai nafkah yang paling utama dan paling besar pahalanya,sebagaimana disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah bersabda:

”SATU DINAR YANG ENGKAU INFAKKAN DI JALAN ALLAH, DAN SATU DINAR YANG ENGKAU INFAKKAN UNTUK MEMERDEKAKAN BUDAK, DAN SATU DINAR YANG ENGKAU INFAKKAN KEPADA ORANG MISKIN, DAN SATU DINAR YANG ENGKAU INFAKKAN KEPADA KELUARGAMU,YANG PALING BESAR PAHALANYA ADALAH YANG ENGKAU INFAKKAN KEPADA KELUARGAMU.” 
[HR.MUSLIM]



Dan diriwayat Muslim yang lain:

” DINAR YANG PALING UTAMA ADALAH DINAR YANG DIINFAKKAN SESEORANG KEPADA KELUARGANYA, DAN DINAR YANG DIINFAKKAN UNTUK HEWANNYA DI JALAN ALLAH, DAN DINAR YANG DIINFAKKAN KEPADA SAHABAT-SAHABATNYA DI JALAN ALLAH.” 
[HR.MUSLIM]

Jiwa seorang muslim sejati merasa senang dan bahagia apabila memberi nafkah kepada keluarganya,karena ia yakin bahwa tidak ada nafkah yang dinafkahkan seorang muslim kepada keluarganya atau orang lain, dimana ia bermaksud mendekatkan diri kepada ALLAH kecuali ALLAH memberinya pahala yang besar, sampai-sampai suapan yang diletakkan seorang laki-laki di mulut istrinya dengan maksud meluapkan rasa cintanya dan bercanda dengannya ia mendapat pahala. Hal ini dikuatkan oleh hadits yang diriwayatkan oleh Sa’ad bin Abi Waqash bahwasanya Nabi berkata padanya:”

DAN SESUNGGUHNYA ENGKAU TIDAK MEMBERI NAFKAH DENGAN MAKSUD MENDEKATKAN DIRI KEPADA ALLAH KECUALI ENGKAU MENDAPAT PAHALA.HINGGA YANG ENGKAU MASUKKAN DI MULUT ISTRIMU.”  
[MUTTAFAQ ‘ALAIHI]


Seorang muslim sejati tidak bisa menelantarkan keluarganya,dan menjadikan mereka dalam kemiskinan,kesulitan dan ketelantaran. Sedangkan ia mendengar suara Rasulullah mengancam orang laki-laki yang melalaikan tanggung jawab mereka terhadap keluarganya,dan memberi peringatan mereka dengan akibat yang berat,dan dosa orang yang menelantarkan orang yang berada dalam tangung jawabnya. 

::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
♥ღϠ₡ღ♥ Semogah bermanfaat dalam meningkatkan iman dan takwa,....wabillahi taufik wal hidayah,,,Assalamu'alaikum warrahmatullahi wa barakaatuh.....Salam Ukhuwah.♥ღϠ₡ღ♥




************* INSYAALLAH BERSAMBUNG **************




















0 komentar:

Posting Komentar

Backlinks Otomatis Ummu Marwah

Ingin Link anda nonggol disini silahkan copy paste link Ummu Marwah dibawah ini ke blog anda setelah itu klik link Ummu Marwah dari blog anda dan lihat hasilnya link anda otomatis nempel disini selamanya
Kumpulan Artikel Islami