Laman

Dompet Donasi Blog
Kumpulan Artikel Islami

No Rek : 046-10-45-234

A/N : Budi Darmawan

***SEORANG MUSLIM DENGAN DIRINYA MENURUT AL-QUR’AN DAN HADITS***

Written By Ummu Marwah on Senin, 09 April 2012 | 05.13

Oleh Ummu Marwah 18 November 2011












بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّح


***BATAS KEMAMPUAN AKAL DALAM MEMAHAMI HIKMAH DI BALIK PERINTAH DAN PERBUATAN (ALLAH)***



Mayoritas ulama salaf (dahulu) maupun khalaf (berikutnya) berpendapat bahwa dalam perintah dan perbuatan ALLAH terdapat hikmah. ALLAH tidak memerintahkan suatu perintah dan tidak berbuat sesuatu kecuali dibalik itu terdapat hikmah.


Hikmah itu kadang manfaatnya kembali kepada hamba dan kadang kembali kepada ALLAH.Yang dimaksud kembali kepada hamba adalah berupa kebaikan dan kemanfaatan baginya,baik yang disegerakan atau yang akan datang.Adapun yang kembali kepada ALLAH adalah kecintaan-Nya untuk disembah,ditaati,diminta ampunan-Nya,diharapkan,ditakuti,dijadikan tempat tawakal,dan berjihad di jalan-Nya.

ALLAH berfirman 1.):



”TIDAK AKU CIPTAKAN JIN DAN MANUSIA MELAINKAN AGAR MEREKA  BERIBADAH [KEPADA-KU]".”
[QS.Az-Zariyat:56 ]

ALLAH berfirman 2.):

”APAKAH MANUSIA MENGIRA BAHWA IA DIBIARKAN SIA-SIA.”
[QS.AL-Qiyamah: 36 ]

ALLAH berfirman 3.):

”DAN KAMI TIDAK MENGUTUSMU KECUALI UNTUK MEMBAWA KERAHMATAN BAGI SELURUH ALAM.”
[ QS.AL-Anbiya: 107 ]
ALLAH berfirman 4.):

”APAKAH KALIAN MENGIRA BAHWA KAMI MENCIPTAKAN KALIAN SIA-SIA,SEDANGKAN KALIAN TIDAK DI KEMBALIKAN KEPADA KAMI.”
[QS.AL-Mu’minun: 115]

Dalil-dalil yang menunjukkan bahwa dibalik perintah ALLAH terdapat hikmah-hikmah yang banyak adalah sangat banyak sekali,sulit untuk dihitungnya,akal manusia dapat memahami sebagian hikmah dibalik perintah itu. Mayoritas ulama juga berpendapat bahwa akal manusia mampu mengenali mana perbuatan yang baik dan buruk. Karena akal manusia memahami bahwa berbuat zalim,berbohong,mencuri membunuh adalah perbuatan yang buruk.Sedangkan jujur,adil,mendamaikan dua orang yang bertikai,menyelamatkan orang yang tenggelam adalah perbuatan baik dan bagus.




 
*HIKMAH YANG TERDAPAT DALAM SYARIAT ADA TIGA MACAM*


1.) Suatu perbuatan yang terkandung di dalamnya kebaikan atau keburukan, meskipun syari’at tidak menjelaskannya.Sebagaimana adil mencakup di dalamnya kebaikan manusia,sedangkan ke zaliman mengandung kerusakannya.Maka dalam hal ini ada baik dan buruk boleh jadi kebaikan dan keburukan suatu perbuatan dapat diketahui oleh akal dan syar’at.Akan tetapi bukan suatu keharusan (menurut akal) Jika mansusia disiksa karena perbutan buruk dan tidak mendapat landasan syari’at.Siapa yang beranggapan bahwa ALLAH mungkin mengazab hamba-Nya atas perbuatan buruk seperti kemusyrikan dan kekufuran dan yang lainnya tanpa mengutus Rasul-Nya maka ia telah keliru.

2.)Syari’at memerintahkan sesuatu,berarti sesuatu itu bagus,begitu pula jika syari’at melarang sesuatu,berarti itu buruk.Perbuatan dinilai baik maupun buruk tergantung pada penilaian syari’at.

3.)Syrai’at memerintahkan sesuatu terkadang untuk ujian,sebagimana ALLAH memerintahkan Nabi Ibrahim menyembelih anaknya. Syari’at tidak bermaksud untuk menyembelih anak,tetapi untuk ujian.
Kaum Mu’tazilah hanya membenarkan hal semacam ini pada pendapat pertama saja dan tidak mengakui pendapat kedua dan ketiga.Sedangkan orang-orang Asy’ariyyah berpendapat bahwa semua perintah dan larangan syari’at merupakan ujian. Perbuatan tidak memiliki sifat,sebelum atau sesudah sesudah syari’at. Sedangkan mayoritas ulama menetapkan tiga macam yang disebut di atas. [Di jelaskan dalam kitab”Majmu Fatawa,Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah,VIII/122]

Banyak dalil-dalil yang memerintahkan untuk merenung ayat-ayat ALLAH yang diturunkan-Nya dan ayat-ayat yang memerintahkan yang diciptakan-Nya.

ALLAH berfirman 1.):

”APAKAH MEREKA TIDAK MAU MERENUNG AL-QUR’AN.”
[QS.MUHAMMAD :24]

ALLAH berfirman 2.):

”KATAKANLAH ( WAHAI MUHAMMAD) PIKIRKANLAH APA YANG TERDAPAT DALAM LANGIT DAN BUMI.”
[QS.AL-GHASYIAH : 17]








ALLAH berfirman 3.):

”MAKA HENDAKNYA MANUSIA MAU MEMIKIRKAN MAKNANYA.SESUNGGUHNYA KAMILAH YANG BENAR-BENAR TELAH MENCURAHKAN AIR [DARI LANGIT].KEMUDIAN KAMI BELAH BUMI DENGAN SEBAIK-BAIKNYA.”
[QS.ABASA : 24-26 ]






*SEORANG MUSLIM DENGAN DIRINYA MENURUT AL-QUR’AN DAN HADITS*

ROHNYA, Seorang muslim sejati tidak lupa bahwa pada saat dia membangun jasad dan akalnya,dia sadar bahwa dirinya tidak hanya terdiri dari badan dan akal semata,akan tetapi ia tahu bahwa ia mempunyai hati yang berdetak,dan roh yang hidup,jiwa yang peka,dan rasa rindu yang mendorongnya kepada peningkatan diri dan sibuk dengan dunia ibadah,mencari kenikmatan di sisi ALLAH,dan takut azab dan siksanya.





**MENGASAH ROHNYA DENGAN IBADAH.**




Dari sini maka sudah pasti bahwa bagi seorang muslim memperhatikan rohnya, ia mengasahnya dengan ibadah dan selalu ingat kepada ALLAH di waktu malam dan siang, dimana ia selalu sadar dan ingat serta waspada akan godaan setan yang menipu dan mengganggunya sehingga bisa menyesatkannya. Dan apabila ia merasa digoda oleh setan dikala berada dalam kondisi lemah, ia disentakan oleh ingatan, lalu ia bangun dan sadar, serta bertobat dan istighfar.
ALLAH berfirman:

”SESUNGGUHNYA ORANG-ORANG YANG BERTAKWA BILA MEREKA DITIMPA WAS-WAS DARI SETAN,MEREKA INGAT KEPADA ALLAH,MAKA KETIKA ITU JUGA MEREKA MELIHAT KESALAHAN-KESALAHANNYA.”
[QS.AL-A’RAF : 201 ]
Oleh karena itu Rasulullah berkata pada para sahabatnya:

”PERBAHARUILAH IMAN KALIAN.” DIKATAKAN:” WAHAI RASULULLAH,BAGAIMANA KAMI MEMPERBAHARUI IMAN KAMI?”…..BELIAU BERKATA:” PERBANYAKLAH MENGUCAPKAN:” LAA ILAAHA ILLALLAH.”
[HR. AHMAD]

Seorang muslim memperkuat ROHNYA dan memperbaiki jiwanya dengan melakukan banyak ibadah,ia melakukannya karena taat kepada ALLAH,merendahkan diri dan patuh kepada-Nya, seperti membaca AL-QUR’AN dengan TENANG, TADABBUR dan KHUSYUK. Dan berzikir dan merendahkan diri kepada ALLAH dan konsentrasi,

SHALAT yang sempurna,memenuhi syarat-syarat sahnya,Khusyuk dan konsentrasi ,dan ibadah-ibadah lain serta latihan RUHIYAH,membiasakan dirinya melakukan ketaatan-ketaatan tersebut,sehingga ibadah-ibadah tersebut menjadi kebiasaannya dan hari-harinya yang tidak terpisah darinya. Demikian,hatinya menjadi lembut,perasaannya menjadi halus,panca indranya menjadi siaga,dan setiap saat ia selalu ingat dan sadar,ingat bahwa ia di awasi ALLAH dalam berinteraksi dengan yang lain,tidak berbuat zalim,tidak menyimpang dari kebenaran,dan tidak menyimpang dari jalan yang lurus.





 
**BERTEMAN DENGAN ORANG-ORANG SALEH DAN SELALU BERADA DI MAJELIS IMAN.**


Untuk mencapai martabat yang tinggi ini,seorang muslim juga berusaha berteman dengan orang-orang saleh, dimana ia bisa saling wasiat-mewasiati dengan kebenaran dan saling menasehati dengan kesabaran. Mereka juga sering mendatangi majelis-majelis zikir, tempat orang-oramg berzikir dan membahas hadits-hadits tentang Islam dan keagungannya dalam mendidik pribadi, keluargga dan masyarakat.




Orang-orang yang hadir di sana membahas keagungan ALLAH YANG MAHA KUASA yang tidak ada yang bisa melemahkannya sesuatu pun di bumi dan di langit. Mereka memaparkan keagungan ciptaannya, dan indahnya ciptaan ALLAH di alam semesta ,kehidupan dan manusia, dimajelis-majelis ini roh akan menjadi suci,jiwa di asah dan hati jernih, serta diri manusia dipenuhi dengan sinar keimanan.

Oleh karena itulah, Abdullah bin Rawahah apabila bertemu dengan salah seorang sahabat Rasulullah berkata: “MARI, KITA MEMPERBAHARUI KEIMANAN KEPADA TUHAN KITA SESAAT,’ hal itu sampai kepada Nabi, beliau pun berkata: “SEMOGA ALLAH MERAHMATI ABU RAWAHAH, IA SENANG KEPADA MAJELIS-MAJELIS YANG DIBANGGAKAN OLEH MALAIKAT.” [HR.AHMAD]




Khalifah Umar Al Faruq sering meninggalkan kesibukan urusan pemerintahan, lalu mengajak satu dua orang, dan berkata :
”MARI KITA MENAMBAH IMAN KITA” LALU MEREKA BERZIKIR KEPADA ALLAH AZZA WAJALLA.
[Di jelaskan dalam kitab: HAYATUS SHAHABAH 3/ 329 ]

Umar walaupun beliau sudah mencapai ketakwaan, kesalehan dan ibadah yang baik, beliau merasa perlu untuk mensucikan jiwa setiap saat, beliau mencari-cari kesempatan di sela-sela kesibukan dunia untuk konsentrasi memperbaiki hatinya,mebersihkan jiwanya dan memurnikan rohnya.
Begitu pula Mu’az bin Jabal,beliau berkata kepada teman-temannya ketika mereka berjalan:
” MARILAH KITA DUDUK BERIMAN SESAAT.”
[dijelaskan dalam kitab:Hayatus Sahabah 3/329 ]

Seorang muslim bertanggung jawab untuk menguatkan rohnya,mensucikan jiwanya,dan selalu mendorongnya untuk mencapai martabat yang lebih tinggi,dan menjaganya agar tidak menurun ke bawah.
SEBAGIMANA ALLAH BERFIRMAN:

”DAN JIWA SERTA PENYEMPURNAANNYA [CIPTAANNYA], MAKA ALLAH MENGILHAMKAN KEPADA JIWA ITU [JALAN] KEFASIKAN DAN KETAKWAANNYA, SESUNGGUHNYA BERUNTUNGLAH ORANG YANG MENSUCIKAN JIWA ITU,DAN SESUNGGUHNYA MERUGILAH ORANG YANG MENGOTORINYA.”
[QS. AS SYAMS: 7-10 ]

Dari sini seorang muslim dituntut untuk mencari teman yang baik dan lingkungan yang tidak menambahnya, kecuali dengan keimanan, kebaikan dan ketakwaan, serta meninggalkan teman-teman buruk, yaitu setan-setan manusia.
Dan menjauh dari tempat-tempat maksiat yang menggelapkan jiwa dan mengotori hati.
SEBAGAIMANA FIRMAN-NYA:

” DAN BERSABARLAH KAMU BERSAMA-SAMA DENGAN ORANG-ORANG YANG MENYERU TUHANNYA DI PAGI DAN SENJA HARI DENGAN MENGHARAP KERIDHAAN-NYA:
DAN JANGANLAH KEDUA MATAMU BERPALING DARI MEREKA [KARENA] MENGHARAPKAN PERHIASAN KEHIDUPAN DUNIA INI.
DAN JANGANLAH KAMU MENGIKUTI ORANG YANG HATINYA TELAH KAMI LALAIKAN DARI MENGINGATI KAMI, SERTA MENURUTI HAWA NAFSUNYA DAN ADALAH KEADAANNYA ITU MELEWATI BATAS.”
[QS.AL-KAHF: 28 ]






**BANYAK MEMBACA DAN MENGULANGI DOA-DOA YANG MA’TSUR.**

Di antara hal yang bisa membantu seorang muslim menguatkan ruhiyahnya dan mengikat hatinya dengan ALLAH adalah selalu membaca doa-doa yang dianjurkan Rasulullah dalam setiap amal perbuatannya yaitu doa dan wirid dari Rasulullah.
Rasulullah mengajarkan doa keluar dari rumah,doa masuk rumah,doa melepaskan,atau bepergian (orang musafir),doa menyambut kedatangannya, doa memakai baju baru, doa berbaring di tempat tidur,doa bangun dari tempat tidur.
Demikianlah,hampir Rasulullah tidak melakukan sesuatu kecuali ada doanya.
Beliau bermunajat kepada ALLAH agar diilhami kebenaran dan dijauhkan dari keteledoran/kelalaian dan mengasihinya, serta menunjukkan kepada kebaikan sebagaimana disebutkan dengan lengkap dalam kitab-kitab hadits Shahih dari Rasulullah. [lihat kitab Al Adzakar karangan Imam Nawawi, dan Al-Ma’tsurat oleh Hasan Al Banna.]

Rasulullah mengajarkan para sahabat-sahabat zikir-zikir tersebut dan menganjurkan mereka membacanya pada waktunya masing-masing.”




Seorang muslim yang takwa dan sabar berusaha mempelajari lafaz-lafaz doa yang indah tersebut, mencontoh Rasulullah dan para sahabatnya, tekun membacanya pada waktu masing-masing sedapat mungkin.
Dengan demikian,hatinya tetap ada hubungan dengan ALLAH,jiwanya suci,ruhnya tinggi dan perasaannya halus.
Rasulullah menempa ruhiyah generasi pertama yaitu para sahabat dengan latihan ini,dan mensucikan jiwa mereka, sehingga bersinar dan terang, tidak kotor dan tidak keruh.
Dengan demikian terwujudlah mukjizat Islam yang agung dalam mencetak generasi unggul dalam kehidupan manusia,yang membuat keajaiban dalam tempo yang singkat. Pada saat ini seorang muslim lebih dituntut untuk menempa jiwanya dan mendidik rohnya dibandingkan dengan masa-masa dahulu,agar sesuai dengan tuntutan tingkatan dakwahnya dan tanggung jawab yang besar.






::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
♥ღϠ₡ღ♥ Semogah bermanfaat dalam meningkatkan iman dan takwa,....wabillahi taufik wal hidayah,,,Assalamu'alaikum warrahmatullahi wa barakaatuh.....Salam Ukhuwah.♥ღϠ₡ღ♥







0 komentar:

Posting Komentar

Backlinks Otomatis Ummu Marwah

Ingin Link anda nonggol disini silahkan copy paste link Ummu Marwah dibawah ini ke blog anda setelah itu klik link Ummu Marwah dari blog anda dan lihat hasilnya link anda otomatis nempel disini selamanya
Kumpulan Artikel Islami